Senin, 20 Januari 2025

SHAGGYDOG - DI SAYIDAN

 


Lagu "Di Sayidan" diciptakan oleh Ismail Marzuki, seorang komponis dan pencipta lagu legendaris Indonesia. Ismail Marzuki dikenal dengan karya-karya patriotik dan nasionalisnya, dan "Di Sayidan" adalah salah satu lagu yang menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia dengan gaya yang penuh semangat

  • "Di Sayidan" diciptakan oleh Shaggydog terinspirasi dari suasana nongkrong di kawasan Sayidan, Yogyakarta.
  • Lagu ini menggambarkan kebersamaan, dinamika, dan cerita yang sering terjadi di kawasan tersebut.
  • Sayidan menjadi tempat berkumpulnya berbagai kalangan, termasuk musisi dan seniman.
  • Lagu ini mencerminkan persahabatan, kreativitas, dan kenangan, dengan sentuhan musik ska, reggae, dan pop.
  • Heru "Kendrick" Nugroho mengungkapkan bahwa lagu ini lahir dari pengalaman mereka saat nongkrong dan berbagi cerita semangat


  LIRIK SHAGGYDOG - DI SAYIDAN

Oh coba kawan kau dengar ku punya cerita

Tempat biasa aku berbagi rasa

Suka duka tinggi bersama

Di gang gelap di balik ramainya Jogja


Mari sini berkumpul kawan wo oh

Dansa dansa sambil tertawa ha ha

Hey


Oh coba kawan kau dengar ku punya cerita

Tempat biasa aku berbagi rasa

Suka duka tinggi bersama

Di gang gelap di balik ramainya Jogja


Mari sini berkumpul kawan wo oh

Dansa dansa sambil tertawa ha ha


Bila kau datang dari selatan

Langsung saja menuju Gondomanan

Belok kanan sebelum perempatan

Teman-teman riang menunggu di Sayidan


Di Sayidan di jalanan

Angkat sekali lagi gelasmu kawan

Di Sayidan di jalanan

Tuangkan air kedamaian hey


Hey hey

Hey hey


Dan jangan kau takut pada gelap malam

Bulan dan bintang semuanya teman

Tembok tua tikus-tikus liar

Iringi langkah kita menembus malam


Mari sini berkumpul kawan wo

Dansa dansa sambil tertawa ha ha


Di Sayidan di jalanan

Angkat sekali lagi gelasmu kawan

Di Sayidan di jalanan

Tuangkan air kedamaian


Di Sayidan di jalanan

Angkat sekali lagi gelasmu kawan

Di Sayidan di jalanan

Tuangkan air kedamaian


Di Sayidan di jalanan

Angkat sekali lagi gelasmu kawan

Di Sayidan di jalanan

Tuangkan air kedamaian


Di Sayidan di jalanan

Angkat sekali lagi gelasmu kawan

Di Sayidan di jalanan

Tuangkan air kedamaian

Hey

GOMBLOH-KU GADAIKAN CINTAKU

 


Nama asli Gombloh, penyanyi legendaris Indonesia, adalah Slamet Sudiargo. Ia dikenal dengan lagu-lagu yang mengandung pesan sosial dan kritik terhadap keadaan politik serta kehidupan masyarakat pada masa Orde Baru. Gombloh menjadi ikonik dengan gaya musik yang menggabungkan unsur rock dan pop, serta lirik yang cerdas dan penuh makna.

Lagu "Kugadaikan Cintaku" diciptakan oleh Gombloh sebagai ungkapan perasaan tentang pengorbanan cinta. Lagu ini terinspirasi oleh pengalaman pribadi Gombloh yang mengisahkan bagaimana seseorang rela mengorbankan cintanya demi sesuatu yang lebih besar. Dalam lagu ini, Gombloh mengangkat tema tentang kesetiaan dan pengorbanan dalam hubungan asmara, serta konflik batin yang muncul saat seseorang harus memilih antara cinta dan kewajiban lainnya. Lagu ini juga menggambarkan betapa kuatnya pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang, bahkan sampai harus rela mengorbankannya.


                                LIRIK

    GOMBLOH - KU GADAIKAN CINTAKU

La

La la la la la

La

La la la la la


Di radio aku dengar

Lagu kesayanganmu

Kutelepon di rumahmu

Sedang apa sayangku

Kuharap engkau mendengar

Dan kukatakan rindu


La

La la la la la

La

La la la la la


Malam minggu pukul tujuh

Aku apel di rumahmu

Kubersiul dan bernyanyi

Membayangkan dirimu

Bercanda dan bercumbu

Duduk berdua denganmu


Tetapi mimpi apa aku semalam

Kulihat engkau duduk berdua

Bercanda mesra dengan seorang pria

Kau cubit kau peluk kau cium


La

La la la la la

La

La la la la la

Hei


Bercanda dan bercumbu

Duduk berdua denganmu


Tetapi mimpi apa aku semalam

Kulihat engkau duduk berdua

Wo wo wo

Bercanda mesra dengan seorang pria

Kau cubit kau peluk kau cium

Gila


Di radio aku dengar

Lagu kesayanganmu

Kututupi telingaku

Dengan dua tanganku

Biarlah cepat berlalu

Dan kugadaikan cintaku


La

La la la la la (kugantungkan cintaku yeah)

La

La la la la la (kugadaikan cintaku)

La

La la la la la (kugantungkan cintaku)

La

La la la la la (kugadaikan cintaku)

IWAN FALS-TIKUS TIKUS KANTOR

 


Lagu "Tikus-Tikus Kantor" karya Iwan Fals dirilis pada tahun 1993 dalam album Ethiopia. Lagu ini berfungsi sebagai kritik sosial terhadap praktik korupsi yang dilakukan oleh pejabat pemerintah dan penegak hukum. Melalui metafora hewan seperti tikus, kucing, dan udang, Iwan Fals menggambarkan perilaku rakus dan licik para koruptor yang sering bersembunyi di balik meja dan rekan kerja mereka. Lirik seperti "Tikus-tikus tak kenal kenyang, Rakus, rakus, bukan kepalang" menyoroti keserakahan yang tak terbatas dari para pelaku korupsi. 


 LIRIK-TIKUS TIKUT KANTOR

Kisah usang tikus-tikus kantor

Yang suka berenang di sungai yang kotor

Kisah usang tikus-tikus berdasi

Yang suka ingkar janji lalu sembunyi


Di balik meja teman sekerja

Di dalam lemari dari baja


Kucing datang cepat ganti muka

Segera menjelma bagai tak tercela

Masa bodoh hilang harga diri

Asal tak terbukti ah tentu sikat lagi


Tikus-tikus tak kenal kenyang

Rakus, rakus, bukan kepalang

Otak tikus memang bukan otak udang

Kucing datang tikus menghilang


Kucing-kucing yang kerjanya molor

Tak ingat tikus kantor datang menteror

Cerdik, licik, tikus bertingkah tengik

Mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik


Tikus tahu sang kucing lapar

Kasih roti jalan pun lancar

Memang sial sang tikus teramat pintar

Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar


Tikus-tikus tak kenal kenyang

Rakus, rakus, bukan kepalang

Otak tikus memang bukan otak udang

Kucing datang tikus menghilang



IWAN FALS-SERDADU

 


Lagu "Serdadu" oleh Iwan Fals menceritakan perasaan seorang prajurit yang harus berpisah dengan orang yang dicintainya untuk menjalankan tugas negara. Iwan Fals menggambarkan konflik batin serdadu yang memilih antara cinta dan kewajiban, serta kerinduan yang mendalam saat terlibat dalam perang. Lagu ini juga mengkritik dampak perang terhadap kehidupan pribadi prajurit dan keluarga mereka, serta menyampaikan pesan tentang perjuangan dan pengorbanan.


        LIRIK IWAN FALS-SERDADU

Isi kepala di balik topi baja

Semua serdadu pasti tak jauh berbeda

Tak peduli perwira bintara atau tamtama

Tetap tentara


Kata berita gagah pekasa

Apalagi sedang kokang senjata

Persetan siapa saja musuhnya

Perintah datang karang pun dihantam


Serdadu seperti peluru

Tekan picu melesat tak ragu

Serdadu seperti belati

Tak dirawat tumpul dan berkarat


Umpan bergizi oh titah bapak menteri

Apakah sudah terbukti

Bila saja masih ada

Buruknya kabar burung

Tentang jatah prajurit yang dikentit


Serdadu seperti peluru

Tekan picu melesat tak ragu

Serdadu seperti belati

Tak dirawat tumpul dan berkarat


Lantang suaramu otot kawat tulang besi

Susu telur kacang ijo ekstra gizi

Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini

Serdadu harus tahu pasti


Serdadu baktimu kami tunggu

Tolong kantongkan tampang serammu

Serdadu rabalah dada kami

Gunakan hati jangan pakai belati


Serdadu jangan mau disuap

Tanah ini jelas meratap

Serdadu jangan lemah syahwat

Nyonya pertiwi tak sudi melihat


Isi kepala di balik topi baja

Semua serdadu pasti tak jauh berbeda

Tak peduli perwira bintara atau tamtama

Tetap tentara


Lantang suaramu otot kawat tulang besi

Susu telur kacang ijo ekstra gizi

Runtuh dan tegaknya keadilan negeri ini

Serdadu harus tahu pasti

IWAN FALS-JENDELA KELAS 1

 


Lagu "Jendela Kelas 1" oleh Iwan Fals terinspirasi dari pengalaman pribadi dan pengamatan Iwan terhadap masa muda dan perasaan cinta pertama yang dialami oleh banyak orang. Lagu ini menggambarkan perasaan seorang siswa yang melihat seorang gadis melalui jendela kelasnya. Ada kesan romantis dan sederhana dalam lirik lagu tersebut, dengan gambaran suasana di sekolah yang penuh dengan harapan dan impian masa muda.

Lagu ini sering dianggap sebagai simbol nostalgia dan perasaan yang menggebu-gebu pada masa-masa remaja, di mana segala sesuatu terasa baru dan penuh warna. Iwan Fals menggunakan tema sederhana namun menyentuh ini untuk menggugah emosi pendengarnya, mengingatkan mereka pada kenangan masa muda yang penuh gairah dan rasa ingin tahu.

Liriknya yang ringan namun mendalam mengandung pesan tentang keindahan cinta pertama, dan bagaimana momen-momen kecil seperti melihat seseorang dari jauh bisa menjadi kenangan yang tak terlupakan.


            LIRIK-JENDELA KELAS 1

Duduk dipojok bangku deretan belakang

Didalam kelas penuh dengan obrolan

Selalu mengacau laju hayalan

Dari jendela kelas yang tak ada kacanya

Dari sana pula aku mulai mengenal

Seraut wajah berisi lamunan

Ni ni ni ni ni ni ni ni


Bibir merekah dan merah selalu basah

Langkahmu tenang kala engkau berjalan

Tinggi semampai gadis idaman

Kau datang membawa sebuah cerita

Darimu itu pasti lagu ini tercipta

Darimu itu pasti lagu ini tercipta


Dari jendela kelas yang tak ada kacanya

Tembus pandang kekantin bertalu rindu

Datang mengetuk pintu hatiku

Kau datang membawa sebuah cerita

Darimu itu pasti lagu ini tercipta

Darimu itu pasti lagu ini tercipta de de de de de de de de

IWAN FALS-SURAT BUAT WAKIL RAKYAT

 


Lagu "Surat Buat Wakil Rakyat" diciptakan oleh Iwan Fals sebagai bentuk kritik sosial terhadap perilaku anggota DPR yang dianggap tidak menjalankan tugasnya sesuai amanah rakyat. Lagu ini dirilis pada tahun 1987 dalam album Wakil Rakyat, saat kondisi politik Indonesia berada di bawah rezim Orde Baru.

Inspirasi Lagu:
Iwan Fals merasa prihatin terhadap banyaknya wakil rakyat yang lebih mementingkan kepentingan pribadi, korupsi, dan jarang hadir dalam sidang-sidang penting. Fenomena ini dianggap bertolak belakang dengan harapan rakyat yang memilih mereka. Melalui liriknya, Iwan menggambarkan kekecewaan masyarakat, sekaligus menyampaikan pesan agar wakil rakyat introspeksi dan kembali menjalankan amanah dengan jujur serta bertanggung jawab.

Lirik seperti "Sidang memang hanya formalitas belaka" dan "Wakil rakyat seharusnya merakyat" menyoroti ketidakseriusan para pejabat dalam menangani rakyat kecil. Lagu ini menjadi representasi suara masyarakat yang marah dan kecewa terhadap ketidakadilan serta kesenjangan sosial saat itu.

  

     LIRIK-SURAT BUAT WAKIL RAKYAT

Untukmu yang duduk sambil diskusi

Untukmu yang biasa bersafari

Di sana di gedung DPR


Wakil rakyat kumpulan orang hebat

Bukan kumpulan teman-teman dekat

Apalagi sanak famili


Di hati dan lidahmu kami berharap

Suara kami tolong dengar lalu sampaikan

Jangan ragu jangan takut karang menghadang

Bicaralah yang lantang jangan hanya diam


Di kantong safarimu kami titipkan

Masa depan kami dan negeri ini

Dari Sabang sampai Merauke


Saudara dipilih bukan dilotre

Meski kami tak kenal siapa saudara

Kami tak sudi memilih para juara

Juara diam juara he-eh juara hahaha


Untukmu yang duduk sambil diskusi

Untukmu yang biasa bersafari

Di sana di gedung DPR


Di hati dan lidahmu kami berharap

Suara kami tolong dengar lalu sampaikan

Jangan ragu jangan takut karang menghadang

Bicaralah yang lantang jangan hanya diam

Wahai sahabat


Wakil rakyat seharusnya merakyat

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

Wakil rakyat bukan paduan suara

Hanya tahu nyanyian lagu setuju


Wakil rakyat seharusnya merakyat

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

Wakil rakyat bukan paduan suara

Hanya tahu nyanyian lagu setuju


Wakil rakyat seharusnya merakyat

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

Wakil rakyat bukan paduan suara

Hanya tahu nyanyian lagu setuju


Wakil rakyat seharusnya merakyat

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

Wakil rakyat bukan paduan suara

Hanya tahu nyanyian lagu setuju


Wakil rakyat seharusnya merakyat

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

Wakil rakyat bukan paduan suara

Hanya tahu nyanyian lagu setuju


Wakil rakyat seharusnya merakyat

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

Wakil rakyat bukan paduan suara

Hanya tahu nyanyian lagu setuju


Wakil rakyat seharusnya merakyat

Jangan tidur waktu sidang soal rakyat

Bukan paduan suara

Hanya tahu nyanyian lagu setuju

IWAN FALS-SORE TUGU PANCORAN

 


Lagu "Sore Tugu Pancoran" karya Iwan Fals terinspirasi dari pengamatan Iwan terhadap anak-anak penjual asongan di daerah Pancoran, Jakarta. Setiap kali menuju studio latihannya, Iwan sering melihat anak-anak yang menjual rokok, permen, minuman, atau koran di sekitar Tugu Pancoran. Ia merasa prihatin karena anak-anak tersebut seharusnya berada di sekolah atau bermain, namun harus menanggung beban hidup yang berat. Hal ini mendorong Iwan untuk menciptakan lagu yang menggambarkan realita tersebut


 LIRIK-SORE TUGU PANCORAN

Si Budi kecil kuyup menggigil

Menahan dingin tanpa jas hujan

Di simpang jalan tugu pancoran

Tunggu pembeli jajakan koran


Menjelang magrib hujan tak reda

Si budi murung menghitung laba

Surat kabar sore dijual malam

Selepas isya melangkah pulang


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu

Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal


Cepat langkah waktu pagi menunggu

Si budi sibuk siapkan buku

Tugas dari sekolah selesai setengah

Sanggupkah si budi diam di dua sisi


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu

Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal


Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu

Demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu

Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu

Dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal

SHAGGYDOG - DI SAYIDAN

  Lagu "Di Sayidan" diciptakan oleh Ismail Marzuki , seorang komponis dan pencipta lagu legendaris Indonesia. Ismail Marzuki dike...